Jumat, 12 Juni 2015

EGO

Berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, yang memiliki kehidupan perekonomian lebih baik, dan sebagainya itu harus, dan tentu sah-sah saja. Tetapi, dari mana kita bisa menilai bahwasannya kita sudah lebih baik dari sebelumnya? Kalau patokan kita masih hanya orang lain, jika kita ingin lebih sukses hanya agar bisa menunjukkan kalau kita lebih baik dari seseorang, misalnya, maka itu berbahaya karena motivasi kita hanya EGO. Ego adalah struktur psikis yang berhubungan dengan konsep tentang diri, diatur oleh prinsip realitas dan ditandai oleh kemampuan. Boleh saja kita termotivasi dengan perjuangan dan sikap atau kesuksesan orang lain, tapi bukan untuk membanggakan diri di depan mereka. Lebih baik, motivasi kita adalah untuk ”mengalahkan” diri sendiri atau untuk mengeluarkan potensi terbaik yang Tuhan sudah berikan didalam diri kita.

Jepang Sumbangkan Sistem Medis Canggih untuk RSCM

Pihak pemerintah Jepang telah menjalin kerjasama dengan Indonesia untuk menggelar sistem administrasi medis yang canggih di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Fujitsu menjadi vendor yang menyediakan infrastruktur teknologi untuk proyek itu.

"Saat ini masih prototipe, tinggal eksekusi tahun ini juga," kata Made Sudharma, Country Head Application Services Fujitsu Indonesia, di Bandung, Rabu (27/5) petang.

Pihak Fujitsu enggan membuka berapa nilai anggaran untuk proyek tersebut. Namun, kata Made, 100 persen ditanggung oleh pemerintah Jepang sebagai sumbangan. Bagaimana sistem itu bekerja?

Made mengatakan, program itu adalah bagian dari rencana pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan secara efektif tenaga kesehatan yang ada. Fujitsu kemudian menyumbangkan infrastruktur atau sistem pelayanan kesehatan seperti telemedicine dan catatan medis elektronik (EMR) berbasis Cloud.

Dengan sistem yang menggabungkan teknologi konferensi video untuk pertukaran informasi kesehatan dan catatan medis elektronik itu, antar-institusi kesehatan bisa saling berkomunikasi dengan perangkat teknologi sehingga apabila ada kekurangan tenaga medis di satu institusi, bisa ditutupi dari institusi lain. Dengan sistem itu pula, rekam medis pasien dapat lebih mudah diakses oleh dokter meski pasien itu adalah rujukan dari rumah sakit lain. Sistem komunikasi semacam itu, kata Made, akan mempermudah dan mempercepat penanganan kondisi si pasien.

Made berharap, sistem terintegrasi semacam itu nantinya bisa diadopsi secara luas, termasuk oleh rumah-rumah sakit swasta. "Paling tidak dimulai oleh rumah sakit swasta yang punya cabang banyak," tuturnya.

Achmad S. Sofwan, Managing Director Fujitsu Indonesia, mengatakan sistem kesehatan seperti itu kalau dipadukan dengan sistem pelayanan masyarakat lain akan mewujudkan Kota Pintar yang sebenarnya.

Di Jepang, kata Achmad, sistem telemedicine terhubung dengan instansi yang mengelola lalu lintas jalan raya. Sehingga ketika ada pasien darurat yang diangkut dengan ambulans, perjalanannya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat, takkan terganggu kemacetan lalu lintas.

"Sistem pelayanan kesehatan bisa memungkinkan ambulans mencari jalur tercepat menuju rumah sakit," katanya.

Begitu juga sistem rekaman medis yang sudah saling terhubung sehingga saat pasien sampai di rumah sakit rujukan, dokter di sana bisa langsung mengakses rekaman medis si pasien, meski ia berasal dari rumah sakit lain. 
, CNN Indonesia