Kamis, 17 September 2015

Musibah Crane, Rekam Medis Gigi Perlu Masuk ke Data Kesehatan Jamaah

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Proses identifikasi jenazah yang menjadi korban mobile crane terjungkal terkendala data dasar pada rekam medis jamaah haji. Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan mempertimbangkan perlunya memasukan data dasar seperti rekam gigi dalam data kesehatan jamaah haji.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan dr Fidiansjah mengatakan, selama ini proses identifikasi jenazah jamaah haji hanya dilakukan dengan gelang. Padahal, identifikasi merupakan proses yang sangat penting ketika terjadi musibah sehingga harus dilakukan dengan tepat dan valid.

Peristiwa mobile crane terjungkal telah memberikan pelajaran bahwa proses identifikasi jenazah membutuhkan data yang sangat kuat. Sebab, Arab Saudi tidak mau sembarangan mengidentifikasi korban.  "Memetik hikmah kejadian ini. Saat yang tidak kita prediksi terjadi musibah dan ternyata pendataan hal yang vital," ujar Fidiansjah, Senin (14/9) seperti dilaporkan wartawan Republika, Ratna Puspita.

Rekam medis untuk pengidentifikasian jenazah biasanya menggunakan Deoxyribonucleic acid (DNA). Namun, proses identifikasi sederhana dapat dilakukan melalui gigi. "Ini yang belum menjadi data," kata Fidiansjah.

Padahal, informasi atau data dasar harus dipersiapkan sejak di tanah air. Karena itu, Menurut Fidiansjah, rekam gigi perlu masuk dalam data kesehatan jamaah pada penyelenggaraan haji tahun-tahun mendatang.

"Kami akan bekerja sama dengan para ahli gigi sehingga identifikasi dasar gigi menjadi lebih mudah dibandingkan dasar DNA," kata dia.

Redaktur : Agung Sasongko