REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Proses identifikasi jenazah yang menjadi korban mobile crane
terjungkal terkendala data dasar pada rekam medis jamaah haji. Pusat
Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan mempertimbangkan perlunya memasukan
data dasar seperti rekam gigi dalam data kesehatan jamaah haji.
Kepala
Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan dr Fidiansjah mengatakan,
selama ini proses identifikasi jenazah jamaah haji hanya dilakukan
dengan gelang. Padahal, identifikasi merupakan proses yang sangat
penting ketika terjadi musibah sehingga harus dilakukan dengan tepat dan
valid.
Peristiwa mobile crane terjungkal telah
memberikan pelajaran bahwa proses identifikasi jenazah membutuhkan data
yang sangat kuat. Sebab, Arab Saudi tidak mau sembarangan
mengidentifikasi korban. "Memetik hikmah kejadian ini. Saat yang tidak
kita prediksi terjadi musibah dan ternyata pendataan hal yang vital,"
ujar Fidiansjah, Senin (14/9) seperti dilaporkan wartawan Republika, Ratna Puspita.
Rekam
medis untuk pengidentifikasian jenazah biasanya menggunakan
Deoxyribonucleic acid (DNA). Namun, proses identifikasi sederhana dapat
dilakukan melalui gigi. "Ini yang belum menjadi data," kata Fidiansjah.
Padahal,
informasi atau data dasar harus dipersiapkan sejak di tanah air. Karena
itu, Menurut Fidiansjah, rekam gigi perlu masuk dalam data kesehatan
jamaah pada penyelenggaraan haji tahun-tahun mendatang.
"Kami
akan bekerja sama dengan para ahli gigi sehingga identifikasi dasar gigi
menjadi lebih mudah dibandingkan dasar DNA," kata dia.
Redaktur : Agung Sasongko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar